Minggu, 31 Maret 2013

Bab 2 "Kissu"


“Tulisan Dimeja”
Menyukai seseorang terlebih dahulu
Entah orang itu memiliki rasa yang sama ah itu hanya mimpi
Biarkan rasa ini bersarang dihatiku sampai waktu itu datang dan kau......
Kau mengetahuinya bahwa orang itu adalah aku

     Segelap langit dimalam hari,secerah langit saat matahari terbit dan secercah cahaya ketika matahari terbenam tetap saja perasaan yang dulu tidak mau pergi.Masih mengingat akan sosok yang dulu,yang selalu menyapa dipagi hari,mengingatkan akan senyuman yang luntur karena adanya kesedihan dan mengingatkan rasa syukur akan kehidupan yang Allah berikan.Apakah dia yang dulu akan menjadi pemilik hati ini,entah apa yang sedang terpikirkan,mungkin ini hanya halusinasi dipagi hari yang ingin mampir dipikiran yang masih kosong.
     Sanggia memperhatikan roti yang tergeletak dipiring,memikirkan segala sesuatu tentang Habil Maulana yang selalu menjadi pusat perhatian teman-teman sekolahnya.Menurut Sanggia,Habil itu biasa saja tidak ada bagus-bagusnya,Habil seperti lelaki pada umumnya tetapi kenapa setiap ia melihat kearah Habil seakan ada sebuah rasa tetapi ia tidak tahu apa rasa itu.Lamunannya membuyar ketika Fachri menepuk pudaknya dan menyuruhnya cepat menghabiskan roti dan susunya.Selesai menghabiskan sarapannya,Sanggia pergi ke sekolah diantar oleh Fachri menggunakan mobil bukan lagi motor butut,entah dimana keberadaan motor butut Fachri yang menyimpan sejuta kisah cintanya bersama Rifdah atau mungkin Fachri sudah berhasil melupakan Rifdah yang sudah terlebih dahulu melupakannya.
     “Kok waktu itu lo gak nganterin gue sih bang?” tanya Sanggia dengan wajah kesalnya.
     “Mobil gue dipinjem sama Om Toni” jawab Fachri yang pandangannya masih terfokus ke arah jalanan.
     “Emang mobilnya Om Toni kemana?”.
     “Lagi dibengkel,kemarin gak sengaja dia nabrak terpal”.
     “Oh begitu”.
     “Gimana sekolahnya? Enak gak?”.
     “Biasa aja” jawab Sanggia singkat.
     “Masa sih?” tanya Fachri menggoda Sanggia.
     “Iya,sekolahnya biasa aja,ya seperti sekolah pada umumnya bang”
     “Oh begitu”.
     Sesampainya didepan gerbang pintu sekolah,Sanggia berpamitan dengan Fachri.Ketika memasuki kelasnya, tiba-tiba Nindy menyuruh Sanggia untuk membawa buku tulis dan alat-alat tulis karena sekarang mereka belajar di Lab.IPA.Sesampainya di Lab.IPA,Bu Indah yaitu guru IPA,membagi 20 kelompok yang satu kelompok terdiri dari 2 anak yang berpasangan cewek dan cowok.Semua murid sudah kebagian kelompok dan hanya Sanggia yang belum memiliki kelompok,lalu Bu Indah memutuskan Sanggia untuk menunggu seorang anak yang telat.Sebenarnya tugas seperti ini bisa dikerjakan seorang diri oleh Sanggia.Tiba-tiba ada yang membuka pintu Lab.IPA dan langsung duduk dibangku paling belakang dengan wajah putihnya yang dipenuhi oleh keringat dan baju seragam tanpa dimasukkan ke dalam celana.
     “Habil Maulana,sini kamu” ujar Bu Indah.
     Yang dipanggil pun cepat-cepat menuju ke meja Bu Indah sambil memasukkan baju seragamnya ke dalam celana.”Iya Bu...,maaf saya telat tadi macet dijalan” ujarnya.
     “Yasudah,tapi jika kamu telat lagi,ibu akan memberikan kamu sanksi”
     “Iya bu maaf”
     “Ok,kamu sekelompok dengan Sanggia dan kerjakan soal yang ada dipapan tulis”
     “Iya bu”
     Mimpi apa ia semalam,kenapa ia harus sekelompok dengan cowok yang menyebalkan ini.Sanggia hanya diam tanpa kata,hanya bisa melihat ke meja yang banyak sekali tulisan dan tiba-tiba ia melihat tulisan “Grace love Habil”,Sanggia tersentak kaget,semenjak kapan ia punya pacar padahal ini baru minggu pertamanya masuk sekolah.Sanggia mencoba melirik ke teman sekelompoknya yang sedang sibuk menulis,percakapan apa yang harus dimulai untuk berbicara dengannya,apa Sanggia harus diam tanpa kata sampai Habil bertanya tetapi jika Habil tidak bertanya,mereka akan kehabisan waktu untuk praktik IPA.
     “Habil,ini langkah kerjanya” ujar Sanggia sambil menyerahkan selembar kertas.
     “Oh,yaudah letakkan disini aja” seru Habil yang masih sibuk menyalin soal yang ada dipapan tulis.
     “Ok”
     Ternyata yang dibicarakan oleh teman-temanya itu benar,Habil memang tampan apalagi jika dilihat sedekat ini,wajahnya memerah ketika terkena sinar matahari yang masuk dari ventilasi Lab.IPA dan bibirnya jika diperhatiakn mirip dengan Abigail,rambutnya berwarna hitam,hidungnya mancung,matanya seperti kacang almond dan alisnya tebal seperti ulat bulu dan ia memakai behel dibagian bawah.
     Tentang tulisan itu membuat Sanggia penasaran,tulisan dimeja “Grace love Habil”,apa Grace itu pacarnya atau cewek yang mengaku-ngaku menjadi pacarnya.Tulisan Dimeja,Sanggia teringat tentang tulisan yang pernah ia tulis dimeja.
****
     Tetesan air dari langit turun butir perbutir menyejukan suasana membuat kelopak mata ini ingin menutup sayangnya sekarang ini adalah pelajaran Bu Nola,guru yang bawelnya minta ampun yang selalu komentar tentang apa yang janggal dimatanya dan jika Sanggia tertidur pulas dipelajarannya pastinya Bu Nola akan ngomel-ngomel tanpa jeda.Sanggia selalu melakukan hal yang membuat dirinya tidak bosan seperti menggambar,membaca novel dengan cara ngumpat-ngumpat dan kali ini Sanggia menulis sebuah inisial dari nama seseorang diatas meja menggunakan jangka yang ujungnya sangat runcing.Sanggia mulai mengukir huruf “S&S” yang berarti “Semut dan Sanggia”.Untuk apa ia mengukir nama orang itu yang nyatanya tidak mempunyai perasaan yang sama dengannya,entah apa yang membuat tangan ini tidak bisa berhenti mengukir inisial nama panggilan Abigail,mungkin ini hanya iseng agar kelopak mata ini tetap terbuka sampai bel menandakan pelajaran selesai berbunyi.
     “Ecieeeeee inisial siapa tuh?” tanya Intan menggoda Sanggia.
     “Enggak kok ini hanya iseng” jawab Sanggia berbisik.
     “Kebiasaan sih ngeles mulu katanya sahabat gue tapi gak pernah cerita”.
     “Belum waktunya tan”.
     “Ok deh”.
     Ditempat lain,sesosok cowok sedang memperhatikan guru yang sedang mengajar dengan matanya yang setia melihat gerak-gerik guru itu sesekali tatapannya jatuh ke sebuah buku lalu menumpahkan tinta ke bukunya dengan kata-kata yang mengandung makna penting.Mata ini seakan memiliki sebuah magnet ketika melihat sosok itu sosok Abigail,sosok yang selama ini menarik perhatiannya
****
     Sanggia tersadar dari lamunannya ketika sikutnya tersenggol dengan badan seseorang yang duduk disebelahnya.Orang itu tersenyum kepadanya seakan mengetahui bahwa Sanggia akan marah karena senggolannya yang mengacaukan lamunan Sanggia.Lab.IPA ini seakan sunyi ketika senyuman Habil mendarat tepat dimatanya,matanya Habil mirip sekali dengan mata Abigail,senyum Habil semanis senyuman Abigail dan hidung Habil semancung hidung Abigail.Dan sekali lagi Sanggia mendengarkan nada-nada yang bernari diudara sama persisnya seperti Abigail tersenyum kepadanya.
     “Hey...Sanggia” ujar Habil sambil memegang pundak Sanggia agar Sanggia sadar dari lamunannya.
     “Oh iya maaf”.
     “Tadi kata Bu Indah,tugas dikerjakan dirumah” seru Habil sambil membereskan bukunya dan memasukkannya kedalam tas.
     “Yaudah” seru Sanggia.
     Mengapa akhir-akhir ini ia sering melamunkan kisahnya sewaktu SMP dan yang lebih parahnya ia selalu melamunkan tentang Abigail dan selalu membandingkan Abigail dengan Habil.Entah perasaan yang dulu akan kembali lagi tetapi tidak mungkin karena Abigail tidak ada disini,tidak lagi bersamanya lalu siapa yang menggantikan posisi Abigail,Perasaan apalagi ini,kenapa ia mulai memikirkan tentang cinta,tentang kisah yang paling norak sedunia.
     Seperti biasa teman sebangkunya selalu ceriwis jika bercerita tentang Habil seakan fans beratnya Habil.Grace siapa Grace,apa itu benar pacarnya Habil,apa ia harus menanyakan tentang Grace ke temannya yeng ceriwis itu atau mencari tahu sendiri saja.Ah untuk apa ia memikirkan tulisan dimeja itu dan kenapa ia memikirkan tentang Habil yang sikapnya aneh,nanti baik,nanti friendly dan nantinya jahat dan ngeselin.
     Seseorang menghampiri Habil yang sedang baca komik dibangku paling belakang,seseorang itu ditemani oleh dua orang temannya yang menunggu didepan pintu kelas 10-2.Seorang perempuan dengan rambut panjang bergelombang dan berwajah cantik sedang mencolek pipi Habil sambil tersenyum lalu yang dicolek mengalihkan pandangannya ke perempuan yang berada dihadapannya.Mungkin itu Grace,ceweknya Habil yang menulis “Grace love Habil” dimeja Lab.IPA.
     “Ngapain kamu kesini?” tanya Habil sambil menutup komiknya dan melepas headset.
     “Mau liat kamu aja,memangnya gak boleh?” tanya Grace
     “Boleh kok,tapi jangan disini gak enak sama yang lain” jawab Habil
     “Biarin,biar semua tau kalo kamu itu pacarnya aku”
     “Terus kalo semua udah pada tau,kamu gak akan kesini lagi kan?”
     “Tergantung,kantin yuk” ajak Grace sambil menarik tangan Habil
     “Gak aku benci dikantin” seru Habil sambil berusaha melepaskan genggaman Grace.
     “Ih memangnya kenapa bil?”
     “Kan kamu tau kalo aku ini benci sama yang namanya keramaian,lagian aku gak laper kok”
     “Yah kok kamu gitu sih sama aku,ayo dong bil”
     “Enggak udah deh jangan paksa aku,aku lagi mau sendirian,lagian kamu punya temen kan yang bisa anterin kamu kemana pun yang kamu mau”
     “Lho kamu kok jadi jahat begini bil sama aku?”
     “Tanya aja sama Bella” jawab Habil dengan wajah yang judes.
     “Bella? Ngapain aku harus nanya sama dia?”
     “Karena aku lagi males ngejawab semua pertanyaan kamu,mendingan kamu pergi deh Grace daripada aku yang nyeret kamu keluar”
     Grace pun berlalu dari hadapannya.Habil dan Grace berpacaran sudah hampir 1 tahun dan kemarin Habil melihat Grace sedang jalan bersama Robby,teman satu kelasnya Grace.Habil pun menanyakan perihal tentang kedekatan Grace dengan Robby ke Bella,yaitu teman dekatnya Grace dan Robby,ternyata Grace menjalin hubungan dengan Robby tanpa sepengetahuan Habil,makanya Habil benci sekali dengan Grace bahkan ia berniat untuk memutuskan hubungannya dengan Grace tetapi ia membutuhkan waktu yang tepat untuk melakukan semua itu.Habil mengenal Grace dari kakaknya Habil yang bernama Utari.Grace teman dekatnya Utari tapi entah kenapa Grace dan Utari sudah tidak bersama lagi,mungkin karena mereka sudah tidak sekelas.
     Ternyata Habil memiliki phobia dengan keramaian karena sewaktu kelas 4 SD ia pernah hilang ketika mamanya mengajaknya pergi ke tempat pembelanjaan yang sangat ramai.Berjam-jam berlalu dan waktunya pulang pun tiba.Ajeng yaitu ketua kelas 10-2 mengumumkan bahwa tugas yang diberikan oleh Bu Indah harus dikumpulkan hari jumat.
     Ketika Ajeng mengumumkan tentang tugas Bu Indah,Sanggia langsung menengok kearah Habil yang masih saja sibuk dengan buku komiknya tanpa menghiraukan pengumuman tersebut tanpa menanyakan bagaimana dengan tugasnya dan tanpa basabasi ke Sanggia.Dan akhirnya Sanggia pun bergegas menuju ke bangku Habil berharap Habil merespon baik kedatangannya ini.Sesampainya ia dibangku Habil,Sanggia hanya berdiri dan memperhatikan sosok cowok yang sedang asik membaca dan tidak sadar jika ada seseorang yang menghampirinya.
     “Habil...tugas Bu...” belum selesai Sanggia berbicara tiba-tiba Habil memotong pembicaraannya.
     “Iya,gue tau kok,kerjainnya dirumah lo aja ya sekarang” ujar Habil sambil membereskan bukunya yang berserakan diatas meja dan menutup komiknya lalu memasukkannya kedalam tas.
     “Dirumah gue? Sekarang”
     “Iya,yuk nanti keburu sore” ujar Habil sambil jalan dan berlalu dari hadapan Sanggia yang masih berdiri.”Sutt ngapain diam disitu? Ayok kita kerumah lo” seru Habil.
     Sanggia berharap abangnya tidak menjemputnya karena jika Fachri mengetahui ada cowok yang ingin kerumah apalagi belajar bareng pasti Fachri menyangka kalau cowok itu adalah pacarnya Sanggia.Dan dewi fortuna sedang berada dipihak Sanggia,Fachri tidak menjemput Sanggia karena ada keperluan dikampusnya.Diperjalanan menuju rumah Sanggia,mereka berdua –Sanggia dan Habil hanya bisa terdiam tanpa kata,Habil yang berjalan dengan santainya sambil mendengarkan musik menggunakan headset yang tertempel dikupingnya dan Sanggia yang ngos-ngosan karena ia tertinggal jauh dengan Habil.
     “Heh...tungguin dong,emang lo tau jalan ke rumah gue?” teriak Sanggia dengan nafas yang tersendat-sendat.
     Habil pun berhenti dan membalikkan badannya yang tinggi itu.”Cepet sedikit dong”.
     Sanggia pun lari kearah Habil dan mereka berdua melanjutkan perjalanan yang paling melelahkan untuk Sanggia.
     Dibelakang pohon tua yang besar terdapat 3 orang perempuan yang memperhatikan gerak-gerik 2 orang, yang satu cowok yang dengan santainya berjalan dan yang satu lagi seorang perempuan yang kelihatannya kecapean.Dengan tatapannya yang tajam dan mengomel dalam hatinya,menyiapkan taktik yang akan ia lakukan ke 2 orang itu terutama perempuan yang jalan disamping cowok itu.3 perempuan itu mengambil ancang-ancang jika 2 orang yang mereka ikuti mengetahui jika mereka sedang menguntitnya.
     Sesampainya dirumah Sanggia,tidak ada mobil yang terparkir dihalaman rumahnya dan itu artinya Fachri belum pulang.Sanggia mempersilahkan Habil masuk dan mengambil segelas minuman dan beberapa makanan kecil untuk Habil.Menyiapkan beberapa keperluan untuk menyelesaikan tugas IPA yang dua hari lagi harus dikumpulkan.Jika sedang mengerjakan tugas seperti ini Habil kelihatan sangat cekatan,pipinya yang memerah dan mulutnya yang mengunyah biskuit dan ada lesung pipit sewaktu ia mengunyah biskuit.
     “Boleh minta air gak? Seret banget ini?” tanya Habil sambil menunjukkan gelasnya yang sudah kosong.
     “Boleh kok,ambil aja dikulkas” ujar Sanggia tanpa mengalihkan perhatiannya dari buku yang tebalnya minta ampun.
     “Sip” seru Habil dan langsung menghilang dari hadapan Sanggia.


to be continue.......
    

    
    

    
    

  
   

    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar