“Gerbang Sekolah”
Kamu.......
Siapa sih kamu?
Kenapa ada getaran diseluruh tubuhku terutama hatiku?
Setiap kamu berjalan,tertawa dan melakukan semuanya
dengan caramu yang sesederhana itu.
Sanggia langsung menjajalkan baju seragam SMAnya yang tergantung rapih
dilemarinya,sesekali melihat kearah jam dindingnya dan mencoba menenangkan
dirinya karena jam menunjukkan pukul 6.30 dan itu artinya ia telat masuk
sekolah dihari pertamanya menjadi siswa SMA.Membanting pintu kamarnya,berjalan
menuju meja makan lalu menyeruput segelas susu coklat hangat,tanpa basabasi
langsung berlari keluar rumah dengan baju yang tidak dimasukkan kedalam
roknya.Fachri yaitu kakaknya Sanggia,hanya bisa diam melihat kelakuan adiknya
yang akhir-akhir ini selalu bangun siang.
Dengan perasaan gugup sambil berlari,dan berhentilah ia didepan gerbang
sekolah.Perasaan gugup itu berubah menjadi perasaan yang campur aduk karena
gerbang sekolah sudah ditutup,hanya ada dua orang satpam yang siap melarangnya
untuk masuk ke sekolah barunya.Satpam itu memperhatikan gerak gerik
Sanggia.Tiba-tiba terlintas sebuah ide dikepala Sanggia,ia mencoba mencari
jalan pintas dan ternyata disamping gerbang yang amat tinggi itu terdapat pintu
yang ukurannya lebih kecil dari gerbang sekolah,biasanya pintu itu digunakan
untuk tukang paket yang mengantar barang.Sanggia melirik kearah Satpam dan ia
bersyukur karena dua orang satpam sedang asyik bermain catur dengan wajah yang
sangat serius,Sanggia pun dengan pelan-pelan membuka slot pintu dan membukanya
lalu secepat mungkin ia berlari masuk ke sekolahnya.
Kali ini Sanggia merasa lega karena ia sudah berhasil masuk ke
sekolahnya,dengan bangganya ia tersenyum dengan satpam sambil berjalan mundur
dan melambaikan tangannya.Tiba-tiba dari arah yang berlawanan ia tertabrak oleh
seorang anak laki-laki yang kelihatan sedang terburu-buru dengan nafas yang
tersedat-sendat.
“Aduhhhhh....” teriak Sanggia ketika ada yang menabraknya dari belakang
dan membuatnya jatuh kelantai.
“Aduhhhh gimana sih jalannya?” tanya anak laki itu yang ikutan jatuh.
“Nah,kok lo nanya gue? Kan lo yang nabrak gue,gimana sih?” tanya Sanggia
sambil bangun dari lantai dan membersihkan roknya.
“Lo tuh yang jalannya mundur-mundur,kalo jalan itu hadapnya kedepan
bukan kebelakang dasar stress” jawab anak laki itu sambil berdiri.
“Heh jaga ya bicara lo,hari apa sih ini? Kayaknya gue sial banget” ucap
Sanggia dengan wajahnya yang memerah.
“Hahaha emang masalah buat gue?”
“Enggak,tapi masalah buat gue,oh iya ngomong-ngomong kelas 10-2 kelasnya
dimana?”
“Mana gue tau,gue juga siswa baru disini dan tadi gue telat”.
“Ohhh terus lo kelas 10 berapa?” tanya Sanggia.
“Kelas? Gak tau gue,gue lupa hehehe”.
“Aneh” seru Sanggia lalu jalan meninggalkan anak laki yang membuatnya
nambah pusing.
Akhirnya Sanggia mendapatkan kelasnya,ia pun duduk didekat pintu.Sanggia
duduk sebangku dengan Nindy yang baik dan sangat cerewet membicarakan anak laki
yang bernama Habil Maulana,katanya Habil Maulana adalah cucu dari kepala
sekolah SMA ini dan berwajah tampan.Ketika sedang mendengarkan pembicaraan
Nindy,Sanggia melihat wajah yang tak asing lagi dan ternyata itu anak laki yang
tadi pagi berdebat dengannya yang membuatnya kesal dan ternyata anak laki itu
sekelas dengannya.
“Ih,itu dia si Habil,ganteng ya?” tanya Nindy sambil tersenyum dan
melihat ke arah anak laki yang sedang membaca buku dibangku paling belakang
dengan headset ditelinganya.
“Dia? Habil Maulana,cucu kepala
sekolah yang dipuja oleh semua siswa di SMA ini? Cowok yang tadi buat gue kesel
dan seenaknya ngomong tanpa bilang maaf ke gue” seru Sanggia dalam hati
sambil melihat dan menyipitkan matanya untuk memfokuskan pandangannya kearah cowok
yang dibicarakan Nindy sedaritadi.”Oh itu si Habil” ucap Sanggia.
“Iya,gantengkan?” tanya Nindy sambil tersenyum dan memegag pipinya ala
cherrybel.
“Lumayan” jawab Sanggia.
Pelajaran pun dimulai,kali ini guru yang mengajar cuti karena sedang
melahirkan dan anak-anak hanya diberi tugas merangkum sampai pelajaran
selesai.Ketika sedang merangkum tiba-tiba saja Sanggia teringat dengan
masa-masanya sewaktu diSMP dahulu.
****
Cuaca hari ini tidak mendukung untuk olahraga,semua murid kembali
mengganti baju mereka dengan seragam putih biru.Semuanya mengeluh karena hari
ini belajar teori tentang basket dan tiba-tiba saja guru piket datang ke kelas
dan menyuruh untuk tertib karena pak Agus yaitu guru olahraga tidak masuk
karena ada rapat,semua murid bersorak kegirangan hanya ada satu cowok yang
sedang membaca buku dan tidak menghiraukan semuanya yang terjadi.Abigail adalah
sosok cowok yang sangat diidam-idamkan oleh Sanggia dan ternyata ia diam-diam
menyukai cowok tersebut,anak-anak suka memanggilnya dengan sebutan “Semut”
karena sikapnya yang pendiam dan jika tersenyum sangat manis sekali,memiliki
kulit yang tidak terlalu putih dan badan yang tinggi dan ada sedikit kumis tipis
yang menghiasa atas bibirnya yang merah muda dan terkadang ia menyipitkan
matanya yang bulat saat melihat tulisan dipapantulis.
“Giaaaaaaaa...lo gak ngerangkum?” tanya Intan sambil mengunyah permen
karet yang tidak pernah absen dari mulutnya.
“Emangnya disuruh ngerangkum?” tanya Sanggia sambil mengeluarkan sebuah
buku yang sampulnya robek dari dalam tasnya.
“Iya Sanggiaaaaaaaa” jawab Intan
“Disuruh sama siapa? Tadi Ella gak bilang apa-apa kok”
“Kok Ella sih?” tanya Intan
“Kan Ella ketua kelas kita tan”.
“Udah diganti kali Sang”
“Hah kok gue gak tau sih? Semenjak kapan?”
“Semenjak lo gak masuk dua hari yang lalu”.
“Terus siapa yang jadi ketua kelas?”
“Pangeran lo” jawab Intan sambil tersenyum.
“Siapa pangeran gue?” tanya Sanggia bingung karena selama ini ia tidak
pernah cerita apa-apa ke Intan.
“ Si semut”
“Abi? Pangeran gue? Hahaha parah” ucap Sanggia
“Yah sok ngeles gitu”
“Yeeeeee udah ah gue mau ngerangkum” ujar Sanggia sambil membuka buku.
Intan adalah sahabat Sanggia yang sangat baik dan penyabar menghadapi
sikap Sanggia yang terkadang membuatnya kesal.Menurut Sanggia,Intan itu seperti
memiliki indra keenam karena Intan selalu tau apa yang ada dipikiran Sanggia
dan kali ini Intan menebak dan selalu benar tebakannya tetapi Sanggia hanya
bisa mengelak dan mengeles tebakkan Intan.Intan pernah pesan ke Sanggia kalau
kita jangan pernah lihatin orang ganteng atau manis karena kita bakalan suka
sama dia entah suka karena kita kagum atau suka karena ada lebih dari rasa
kagum.Intan itu puitis banget dan asyik diajak curhat.Kata-kata Intan yang
paling Sanggia ingat itu seperti ini “Kalo
ada kehidupan lain,gue pengen banget jadi pohon karena pohon itu meskipun
daunnya berguguran dan rantingnya kering,pohon itu tetap dengan pada tempatnya
dan itu lah gue meskipun ada orang yang nyakitin gue pengen balik ke gue yah
gue masih ada disini ditempat dimana dulu gue berdiri meskipun hanya rasa sakit
yang gue terima”.Dan dari Intanlah Sanggia selalu belajar tentang bagaimana
ia harus bersyukur dengan segala cobaan yang Allah berikan karena dengan
diberikan cobaan itu artinya Allah sangat sayang dengan kita.
Setelah selesai merangkum,Sanggia membereskan semua peralatan tulis yang
berserakan dimejanya lalu memasukkannya dengan rapih kedalam lokernya.Intan
mungkin sedang makan dikantin bersama teman-teman yang lain.Tiba-tiba ada suara
yang tak asing lagi ditelinganya memanggil namanya.
“Gia...” suara itu yang membuat hatinya menjadi tenang seperti ada
butiran salju yang menyentuh hatinya dan ternyata suara itu adalah suara Abigail.
“Hey bi,ada apa?” tanya Sanggia dengan jantung yang berdegup kencang dan
berharap Abigail tidak mendengar degupan jantungnya.
“Dapet salam” jawab Abigail sambil tersenyum menggoda lalu duduk
disamping Sanggia.
“Siapa?” tanya Sanggia yang tangannya sedingin batu es.
“Lo dapet salam dari Mas Heru” jawab Abigail sambil menatap mata
Sanggia.
“Mas Heru siapa?” tanya Sanggia yang tidak berani menatap balik mata
Abigail yang bulat dan tatapannya yang tajam setajam burung elang.
“Abang gue,waktu kita kelas 8,dia sempet perhatiin lo dan jadinya suka
deh sama lo,salam balik gak nih?” tanya Abigail.
Sanggia mengira bahwa Abigaillah yang mengirim salam untuk dirinya dan
ternyata Mas Heru,abangnya Abigail yang mengirim salam untuknya.Jika Abigail
yang mengirim salam untuknya mungkin Sanggia akan lari ke kantin lalu menarik
Intan dari kerumunan orang dan menceritakannya sampai bel masuk
berbunyi.Lamunannya pun buyar ketika Abigail menyentuh pundaknya.
“Gimana? Salam balik gak nih?” tanya Abigail.
“Oh,hmmmm salam balik deh buat Mas Heru” jawab Sanggia sambil tersenyum.
“Ok deh nanti gue sampaikan,oh iya lo udah ngerangkum?” tanya Abigail
sambil melihat dan membuka buku tulis dengan sampul yang sudah tidak layak
dipakai.
“Udah kok”.
“Boleh minjem?” tanya Abigail sambil mengangkat buku tulis Sanggia.
“Boleh kok asal jangan dibuang”
“Gak gue buang kok tenang aja” seru Abigail sambil menepuk pundak
Sanggia.
to be continue........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar