“Posesif
vs peduli“
Terkadang rasa khawatir itu
membuatku melakukan apa yang tidak harus aku lakukan
untukmu dan memang hanya untukmu
Memperhatikan jarum jam yang
berbutar perlahan,malam ini Sanggia sendirian dirumah karena Fachri ada
acara,mungkin ia akan pulang larut malam.Tidak seperti biasanya Sanggia merasa
kesepian seperti ini.Diam dirumah ternyata membuatnya bosan dan akhirnya
Sanggia memutuskan untuk tidur karena keesokan harinya ia akan sekolah dan
mempresentasikan hasil diskusinya dengan Habil.
Belum ada beberapa menit ia menutup kelopak matanya,tiba-tiba ia
mendengar klakson mobil dan itu artinya Fachri sudah pulang dan menunggu
dibukakan pintu gerbang oleh Sanggia.Sanggia pun bergegas menuju pintu
gerbang.Dibukakannya gerbang untuk Fachri lalu menutup kembali setelah Fachri
masuk kehalaman depan rumahnya.
“Siapa lagi tuh yang dia bawa?
Udah malam malah bawa tamu kerumah,cewek pula” ujar Sanggia dalam hati
sambil berjalan menuju kedalam rumah.
“Sanggia....,sini dulu dong” teriak Fachri memanggil Sanggia.
“Iya” Sanggia pun duduk disebelah Fachri.
“Kenalin ini Risma dan Risma ini adik aku namanya Sanggia”
Sanggia dan Risma pun berjabat tangan sambil menunjukkan senyum
mereka,yang satu senyum dengan rasa bingung dan yang satu lagi senyum karena
mengetahui bahwa orang yang dihadapannya itu adalah adiknya Fachri.
“Risma ini cewek gue dan lo harus sopan sama dia,okay” ujar Fachri
sambil tersenyum dan memegang kepala adiknya.
“Sip deh abangku tersayang,oh ya ka Risma aku bobo dulu ya udah
malam,bye” ujar Sanggia dan berlalu dari hadapan Fachri dan Risma.
“Enak banget sih Fachri bisa dapet pasangan secepat ini,putus dari
Rifdah eh tiba-tiba ngegandeng Risma,nah gue? Belom move on move on tuh dari
Abigail,si semut hitam yang gigitannya itu bagaikan semut merah” Oceh Sanggia
sambil menarik selimut lalu memutar-mutar remot boneka Donald duck kesayangannya.
****
Duduk diruang makan sambil ditemani dengan segelas susu dan buku yang
sangat tebal itulah kebiasaan Fachri disetiap pagi,menunggu adiknya selesai
sarapan lalu mengantar adik kesayangannya ke sekolah.Disetiap paginya Fachri
hanya dibekali raut muka masam adiknya yang terkadang membuat Fachri tertawa
kecil.Menurut Fachri,Sanggia itu adiknya yang unik karena biarpun Sanggia
cemberut tetap saja wajahnya kelihatan cantik.Selesai mengantar adiknya
kesekolah,Fachri langsung menuju ke kampusny –Universitas Indonesia.
Handphonenya berdering ketika ia melangkahkan kakinya keanak tangga yang
biasa ia lewati ketika ingin menuju kelasnya.Meraba-raba kantung celananya dan
mendapati handphone lalu dilihatnya handphone itu ternyata telpone dari
kekasihnya –Risma.Fachri pun langsung mengangkat telpone dari kekasihnya itu.
“Hallo,ada apa Ris?” tanya Fachri sambil melanjutkan langkahnya.
“Kamu ada dimana Ai?” tanya seseorang dari seberang sana,dengan nada
suaranya yang sedikit nyaring,membuat telinga Fachri pengang.
“Aku mau ke kelas,kenapa? Kamu ada dimana?”
“Oh syukurlah,aku lagi dikelas”
“Memangnya ada apa?”
“Enggak kok,aku Cuma mau mastiin kalo kamu gak telat untuk ngikutin
praktik” jawab Risma yang kini suaranya sedikit lebih nyaman ditelinga Fachri.
“Iya,tenang aja aku gak akan lupa kok kalo hari ini aku ada
praktik,makasih sayangkuuuuuu,muachhhh” ujar Fachri dengan senyumannya.
“Hahahaha,muach tooo buat Fachri si mayat idup”.
Risma,cewek yang mampu mambuat Fachri move on dari Rifdah dan mampu
menggantikan posisi Rifdah dihati Fachri.Risma itu lain sekali dengan Rifdah
meskipun inisial namanya sama-sama huruf “R”.Risma itu tidak cantik tapi
manis,Risma selalu membuat Fachri tersenyum terkadang membuat Fachri tertawa terbahak-bahak
sampai mengeluarkan air mata.Risma tidak seperti Rifdah yang memiliki rambut
panjang bergelombang,Risma berambut pedek, lurus dan berwarna hitam.Dan itu
semua yang membuat Fachri jatuh cinta dan semakin sayang kepada Risma.
Moment yang paling tidak bisa dilupakan adalah ketika Fachri menyatakan
perasaannya ke Risma.Risma adalah seniornya Fachri tetapi Fachri sering sekali
hangout bareng bersama Risma dan teman-temannya.Risma memang lain dari
teman-temannya.Risma tidak jaim,selalu apa adanya dan baik sekali apalagi
dengan Fachri.Risma selalu membagi pengalamannya sewaktu disumpah untuk menjadi
seorang dokter.Fachri selalu memperhatikannya,Risma selalu membuat dunia Fachri
teralihkan olehnya.Tidak ada yang special dari Risma tetapi ketika Risma berada
didekatnya seperti ada medan magnet yang menarik Fachri untuk selalu
memperhatikan Risma.Dan Risma sudah berhasil menghapus bayang-bayang Rifdah
dari pikiran Fachri.
Hujan turun sangat deras,dikoridor hanya ada beberapa mahasiswa yang
sedang berlalu lalang,dan ternyata diantara mahasiswa itu ada sesosok yang
membuat mata Fachri tidak bisa mengalihkan pandangannya,sosok perempuan yang
paling ia kagumi –Risma,sedang duduk memperhatikan butiran air yang jatuh dan
sesekali mengulurkan tangannya untuk menyentuh butiran itu lalu tersenyum.Seakan
ada bisikan yang membuatnya berani untuk menghampiri Risma.Fachri pun jalan
dengan pandangannya yang masih menatap Risma.
Sesampainya Fachri langsung menyapa Risma.“Hai,sendirian aja,yang lain
mana?” tanya Fachri.
“Hey,Gak tau tuh,kamu belum pulang?”
“Yah belum lah,kan hujan” jawab Fachri sambil tertawa kecil.
“Hujan hujan begini enaknya minum susu hangat”
“Iya,apalagi minum susunya sambil
ditemani kamu” tiba-tiba kalimat itu keluar dari mulut Fachri.
“Bisa aja,Oh iya hujannya udah redah nih,Bye aku duluan ya” ujar Risma
dan langsung menghilang dari hadapan Fachri.
“Fachri,aduuuhhhh lo tuh ngomong
apa sih?,kejar dia Fachri selagi bisa,ayooo kejar dan bilang kedia kalo lo suka
sama dia” ujar Fachri dalam hatinya.Dengan suasana hati yang tak menentu
Fachri berjalan ditengah butiran air yang turun tak begitu deras dari
sebelumnya menuju ke Risma.Fachri menarik tangan Risma dan membuat Risma
menoleh kebelakang dan menghentikan langkahnya lalu menatap Fachri dengan
bingung.
“Ada apa?” tanya Risma sambil mengernyitkan keningnya.
“Hmmmm,mmmm,aku itu sebenarnya...mmm” uajr Fachri yang tak tau mengapa
lidahnya serasa susah untuk mengucapkan bahwa ia mencintai Risma.
“Kamu sebenarnya apa?”
Dan tiba-tiba saja hujan kembali deras,Fachri dan Risma masih tetap
disana,ditengah derasnya hujan.Suasana semakin tegang tetapi Fachri harus mengatakannya.
“Hmmmm,oke,jujur ya aku suka sama kamu,kamu mau gak jadi pacar aku?”
tanya Fachri sambil teriak karena hujan yang deras membuat volume suaranya
semakin kecil.
“Hah? Kamu gak bercanda kan?” tanya Risma.
“Aku gak lagi bercanda kok....
to be continue.....