Memperhatikan satu-persatu foto yang
ditempel dengan rapi dengan berbagai macam bingkai tapi ada satu foto yang
menarik Habil untuk melihatnya dan mendekati foto itu.Foto yang paling besar
dari foto-foto yang lain,foto itu adalah foto keluarga,ada dua orang
suami-istri yang sedang duduk dan memangku anak perempuan dengan rambut diikat
dua dan seorang cowok yang berdiri dibelakang bangku.”Mungkin ini keluarganya Sanggia” ujar Habil dalam hati sambil
menatap foto yang ada dihadapannya.Lamunannya pun buyar ketika ia mendengar
jejak kaki yang sedang berjalan kearahnya dengan sigapnya ia langsung menuang
mengambil botol yang ada dikulkas dan menuang air tersebut dengan sikapnya yang
santai.Bukan Sanggia yang ia dapati ternyata cowok dengan tubuh tegap sedang
memperhatikan gerak geriknya.
“Saya Habil temannya Sanggia” ujar Habil sambil tersenyum.
“Fachri abangnya Sanggia,sering-sering kesini aja ya soalnya Sanggia
selalu ngurung dirinya dikamar kalo gak ada temennya” seru Fachri sambil
tersenyum dan menaiki anak tangga.
“Iya” ucap Habil.
Perempuan yang sedang duduk sambil membolak-balik kertas sampai
lecek,perempuan yang sok galak nyatanya biasa saja,perempuan yang menganggap
Habil sebagai cowok Konyol dan nyatanya ia mempunyai perasaannya yang sama
dengan cowok konyol itu,perasaan yang persis seperti perasaannya waktu dekat
dengan Abigail.Mungkin hanya kebetulan saja mungkin karena Habil memiliki wajah
yang sama dengan Abigail.Mungkin ini pelampiasan akan perasaan yang
dulu.Pelampiasan? bukan kata yang tepat untuk menggambarkan perasaannya kali
ini.
“Gimana? Udah selesai belom?” tanya Habil yang tiba-tiba saja muncul
dihadapan Sanggia.
“Belomanlah,lo liat aja soalnya dikit tapi jawabannya panjang banget,gak
sanggup gue nulisnya” jawab Sanggia.
“Diringkas aja,memangnya gak bisa?”
“Kalo diringkas itu terlalu mencolok ke inti bacaannya”
“Ok,tapi ini udah sore banget” seru Habil.
“Yaudah lo kalo mau pulang,pulang aja”
“Bukan begitu ,oh iya besokkan tanggal merah tuh,nah besok gue ke rumah
lo ya”
“Terserah lo”
“Eh,emangnya besok tanggal merah ya?” tanya Habil bingung dengan
perkataannya tadi.
“Yeh,udah tau kamis minggu besok bukan minggu sekarang”
“Oh,yaudah deh kita bagi tugas aja gimana?” tanya Habil.
“Ok” jawab Sanggia.
Benar-benar aneh tapi asik juga kalo satu kelompok dengannya plus bisa
cuci mata setiap detik.Dari sebuah buku ia mendapatkan sebuah arti cinta dan
cinta itu seperti sayap kupu-kupu yang indah dan jika dipegang rapuh dan itulah
cinta jika dilihat cinta itu indah dan jika kita larut didalamnya,merasakan
bagaimana cinta itu datang dan tiba-tiba pergi dan seketika itu juga perasaan
kita rapuh karenanya.Habil,semoga sosok itu tidak seperti Abigail sosok yang
datang tanpa permisi dan tiba-tiba pergi begitu saja tanpa meninggalkan sedikit
rasa namun luka yang didapat.
Abigail.....,tiba-tiba ia mengingat akan sosoknya
****
Daun-daun berguguran,kicauan burung diudara memecahkan suasana yang
sepi,dimana ia dan si dia sedang duduk bersebelahan,memperhatikan langit yang
abstrak,abstrak seabstrak perasaannya saat ini.Kenapa Abigail mengajaknya ke
taman yang jauh dari sekolahnya dan ditaman itu hanya ada mereka berdua dan
sekelompok orang yang sedang bermain basket yang tidak mereka kenal.Apa ia
ingin memberikan sebuah benda dari Heru –abangnya Abigail dan memintanya untuk
menerima benda pemberian itu padahal didalam hatinya ia berharap bahwa benda
itu pemberian dari Abigail bukan dari Heru.
“Gia....” ujar Abigail dengan suaranya yang familiar ditelinga Sanggia.
“Yup,ada apa gerangan kah ngajak gue kesini?” tanya Sanggia sambil
tersenyum dan tidak berani menatap langsung mata Abigail yang sedang
menatapnya.
“Mungkin moment ini gak akan gue lupain seumur hidup gue dan mungkin ini
cara terpayah sedunia” jawab Abigail yang menjatuhkan tatapannya kesebuah daun
yang berada didekat kakinya.
“Yaudah cara apapun itu gue bakal hargain kalo gak nyakatin perasaan
tentunya”
“Dan sayangnya ini nyakitin perasaan lo” ujar Abigail kembali menatap
Sanggia.
“Darimana lo tau kalo cara lo itu nyakitin perasaan gue? Toh lo aja
belom kasih tau gue”
“Ok,gue tau dari tatapan mata lo” seru Abigail yang masih saja menatap
mata Sanggia.
“Hahahah”.
“Gue tau kok kalo lo suka kan sama gue?” tanya Abigail yang kali ini
tatapannya benar-benar tajam.
“Hah?” Sanggia pun kaget mendengar pertanyaan dari Abigail,pertanyaan
konyol “Darimana dia tau kalo gue memang
suka sama dia,wah pasti dari Intan” Ujar Sanggia dalam hati.
“Bukan dari Intan tapi dari tatapan lo langsung” ujar Abigail,seakan
mengetahui semua ucapan dari hati Sanggia.”Maaf gue udah curang sama perasaan
gue ke lo”
“Maksudnya curang?”.
“Gue juga suka sama lo tapi gue gak mau,soalnya.....”
“Heru?” ujar Sanggia memotong pembicaraan Abigail.
“Yup”
“Ok” ujar Sanggia.
“Backstreet?”
“Kenapa harus Backstreet? Gue dan Heru gak punya ikatan apa-apa,ah ini
pembicaraannya udah gak bisa dilanjutin Bi maaf” ujar Sanggia dan langsung
menghilang dari hadapan Abigail.
****
Kenapa ia mengingat kejadian itu lagi,kejadian yang paling
dibenci,kejadian yang membuat dirinya menjauh dengan Abigail,kenapa Abigail
membuatnya kecewa.Tidak bisa disangka bahwa Abigail ternyata mempunyai perasaan
yang sama dengannya namun diwaktu yang tak tepat karena pada saat itu jika
mereka bersatu dan memulai sebuah hubungan pastinya ada perasaan yang
tersakiti.
****
Siap atau tidaknya,kau akan tau
perasaan kita selama ini sama ternyata
tetapi semua seakan seperti debu
debu yang terbawa oleh angin
karena itu jangan membuatku kecewa
hanya itu yang ku minta
perasaan kita selama ini sama ternyata
tetapi semua seakan seperti debu
debu yang terbawa oleh angin
karena itu jangan membuatku kecewa
hanya itu yang ku minta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar