“Tulisan
Dimeja”
Menyukai seseorang terlebih dahulu
Entah orang itu memiliki rasa yang sama ah itu hanya
mimpi
Biarkan rasa ini bersarang dihatiku sampai waktu itu
datang dan kau......
Kau mengetahuinya bahwa orang itu adalah aku
Segelap langit dimalam hari,secerah langit saat matahari terbit dan
secercah cahaya ketika matahari terbenam tetap saja perasaan yang dulu tidak
mau pergi.Masih mengingat akan sosok yang dulu,yang selalu menyapa dipagi
hari,mengingatkan akan senyuman yang luntur karena adanya kesedihan dan
mengingatkan rasa syukur akan kehidupan yang Allah berikan.Apakah dia yang dulu
akan menjadi pemilik hati ini,entah apa yang sedang terpikirkan,mungkin ini
hanya halusinasi dipagi hari yang ingin mampir dipikiran yang masih kosong.
Sanggia memperhatikan roti yang tergeletak dipiring,memikirkan segala
sesuatu tentang Habil Maulana yang selalu menjadi pusat perhatian teman-teman
sekolahnya.Menurut Sanggia,Habil itu biasa saja tidak ada bagus-bagusnya,Habil
seperti lelaki pada umumnya tetapi kenapa setiap ia melihat kearah Habil seakan
ada sebuah rasa tetapi ia tidak tahu apa rasa itu.Lamunannya membuyar ketika
Fachri menepuk pudaknya dan menyuruhnya cepat menghabiskan roti dan
susunya.Selesai menghabiskan sarapannya,Sanggia pergi ke sekolah diantar oleh
Fachri menggunakan mobil bukan lagi motor butut,entah dimana keberadaan motor
butut Fachri yang menyimpan sejuta kisah cintanya bersama Rifdah atau mungkin
Fachri sudah berhasil melupakan Rifdah yang sudah terlebih dahulu melupakannya.
“Kok waktu itu lo gak nganterin gue sih bang?” tanya Sanggia dengan
wajah kesalnya.
“Mobil gue dipinjem sama Om Toni” jawab Fachri yang pandangannya masih
terfokus ke arah jalanan.
“Emang mobilnya Om Toni kemana?”.
“Lagi dibengkel,kemarin gak sengaja dia nabrak terpal”.
“Oh begitu”.
“Gimana sekolahnya? Enak gak?”.
“Biasa aja” jawab Sanggia singkat.
“Masa sih?” tanya Fachri menggoda Sanggia.
“Iya,sekolahnya biasa aja,ya seperti sekolah pada umumnya bang”
“Oh begitu”.
Sesampainya didepan gerbang pintu sekolah,Sanggia berpamitan dengan
Fachri.Ketika memasuki kelasnya, tiba-tiba Nindy menyuruh Sanggia untuk membawa
buku tulis dan alat-alat tulis karena sekarang mereka belajar di Lab.IPA.Sesampainya
di Lab.IPA,Bu Indah yaitu guru IPA,membagi 20 kelompok yang satu kelompok
terdiri dari 2 anak yang berpasangan cewek dan cowok.Semua murid sudah kebagian
kelompok dan hanya Sanggia yang belum memiliki kelompok,lalu Bu Indah
memutuskan Sanggia untuk menunggu seorang anak yang telat.Sebenarnya tugas
seperti ini bisa dikerjakan seorang diri oleh Sanggia.Tiba-tiba ada yang
membuka pintu Lab.IPA dan langsung duduk dibangku paling belakang dengan wajah
putihnya yang dipenuhi oleh keringat dan baju seragam tanpa dimasukkan ke dalam
celana.
“Habil Maulana,sini kamu” ujar Bu Indah.
Yang dipanggil pun cepat-cepat menuju ke meja Bu Indah sambil memasukkan
baju seragamnya ke dalam celana.”Iya Bu...,maaf saya telat tadi macet dijalan”
ujarnya.
“Yasudah,tapi jika kamu telat lagi,ibu akan memberikan kamu sanksi”
“Iya bu maaf”
“Ok,kamu sekelompok dengan Sanggia dan kerjakan soal yang ada dipapan tulis”
“Iya bu”
Mimpi apa ia semalam,kenapa ia harus sekelompok dengan cowok yang menyebalkan
ini.Sanggia hanya diam tanpa kata,hanya bisa melihat ke meja yang banyak sekali
tulisan dan tiba-tiba ia melihat tulisan “Grace love Habil”,Sanggia tersentak
kaget,semenjak kapan ia punya pacar padahal ini baru minggu pertamanya masuk
sekolah.Sanggia mencoba melirik ke teman sekelompoknya yang sedang sibuk
menulis,percakapan apa yang harus dimulai untuk berbicara dengannya,apa Sanggia
harus diam tanpa kata sampai Habil bertanya tetapi jika Habil tidak
bertanya,mereka akan kehabisan waktu untuk praktik IPA.
“Habil,ini langkah kerjanya” ujar Sanggia sambil menyerahkan selembar
kertas.
“Oh,yaudah letakkan disini aja” seru Habil yang masih sibuk menyalin
soal yang ada dipapan tulis.
“Ok”
Ternyata yang dibicarakan oleh teman-temanya itu benar,Habil memang
tampan apalagi jika dilihat sedekat ini,wajahnya memerah ketika terkena sinar
matahari yang masuk dari ventilasi Lab.IPA dan bibirnya jika diperhatiakn mirip
dengan Abigail,rambutnya berwarna hitam,hidungnya mancung,matanya seperti
kacang almond dan alisnya tebal seperti ulat bulu dan ia memakai behel dibagian
bawah.
Tentang tulisan itu membuat Sanggia penasaran,tulisan dimeja “Grace love
Habil”,apa Grace itu pacarnya atau cewek yang mengaku-ngaku menjadi
pacarnya.Tulisan Dimeja,Sanggia teringat tentang tulisan yang pernah ia tulis
dimeja.
****
Tetesan air dari langit turun butir perbutir menyejukan suasana membuat
kelopak mata ini ingin menutup sayangnya sekarang ini adalah pelajaran Bu
Nola,guru yang bawelnya minta ampun yang selalu komentar tentang apa yang
janggal dimatanya dan jika Sanggia tertidur pulas dipelajarannya pastinya Bu
Nola akan ngomel-ngomel tanpa jeda.Sanggia selalu melakukan hal yang membuat
dirinya tidak bosan seperti menggambar,membaca novel dengan cara
ngumpat-ngumpat dan kali ini Sanggia menulis sebuah inisial dari nama seseorang
diatas meja menggunakan jangka yang ujungnya sangat runcing.Sanggia mulai
mengukir huruf “S&S” yang berarti “Semut dan Sanggia”.Untuk apa ia mengukir
nama orang itu yang nyatanya tidak mempunyai perasaan yang sama dengannya,entah
apa yang membuat tangan ini tidak bisa berhenti mengukir inisial nama panggilan
Abigail,mungkin ini hanya iseng agar kelopak mata ini tetap terbuka sampai bel
menandakan pelajaran selesai berbunyi.
“Ecieeeeee inisial siapa tuh?” tanya Intan menggoda Sanggia.
“Enggak kok ini hanya iseng” jawab Sanggia berbisik.
“Kebiasaan sih ngeles mulu katanya sahabat gue tapi gak pernah cerita”.
“Belum waktunya tan”.
“Ok deh”.
Ditempat lain,sesosok cowok sedang memperhatikan guru yang sedang
mengajar dengan matanya yang setia melihat gerak-gerik guru itu sesekali
tatapannya jatuh ke sebuah buku lalu menumpahkan tinta ke bukunya dengan
kata-kata yang mengandung makna penting.Mata ini seakan memiliki sebuah magnet
ketika melihat sosok itu sosok Abigail,sosok yang selama ini menarik
perhatiannya
****
Sanggia tersadar dari lamunannya ketika sikutnya tersenggol dengan badan
seseorang yang duduk disebelahnya.Orang itu tersenyum kepadanya seakan
mengetahui bahwa Sanggia akan marah karena senggolannya yang mengacaukan
lamunan Sanggia.Lab.IPA ini seakan sunyi ketika senyuman Habil mendarat tepat
dimatanya,matanya Habil mirip sekali dengan mata Abigail,senyum Habil semanis
senyuman Abigail dan hidung Habil semancung hidung Abigail.Dan sekali lagi
Sanggia mendengarkan nada-nada yang bernari diudara sama persisnya seperti
Abigail tersenyum kepadanya.
“Hey...Sanggia” ujar Habil sambil memegang pundak Sanggia agar Sanggia
sadar dari lamunannya.
“Oh iya maaf”.
“Tadi kata Bu Indah,tugas dikerjakan dirumah” seru Habil sambil
membereskan bukunya dan memasukkannya kedalam tas.
“Yaudah” seru Sanggia.
Mengapa akhir-akhir ini ia sering melamunkan kisahnya sewaktu SMP dan
yang lebih parahnya ia selalu melamunkan tentang Abigail dan selalu
membandingkan Abigail dengan Habil.Entah perasaan yang dulu akan kembali lagi
tetapi tidak mungkin karena Abigail tidak ada disini,tidak lagi bersamanya lalu
siapa yang menggantikan posisi Abigail,Perasaan apalagi ini,kenapa ia mulai
memikirkan tentang cinta,tentang kisah yang paling norak sedunia.
Seperti biasa teman sebangkunya selalu ceriwis jika bercerita tentang Habil
seakan fans beratnya Habil.Grace siapa Grace,apa itu benar pacarnya Habil,apa
ia harus menanyakan tentang Grace ke temannya yeng ceriwis itu atau mencari
tahu sendiri saja.Ah untuk apa ia memikirkan tulisan dimeja itu dan kenapa ia
memikirkan tentang Habil yang sikapnya aneh,nanti baik,nanti friendly dan
nantinya jahat dan ngeselin.
Seseorang menghampiri Habil yang sedang baca komik dibangku paling
belakang,seseorang itu ditemani oleh dua orang temannya yang menunggu didepan
pintu kelas 10-2.Seorang perempuan dengan rambut panjang bergelombang dan
berwajah cantik sedang mencolek pipi Habil sambil tersenyum lalu yang dicolek
mengalihkan pandangannya ke perempuan yang berada dihadapannya.Mungkin itu
Grace,ceweknya Habil yang menulis “Grace love Habil” dimeja Lab.IPA.
“Ngapain kamu kesini?” tanya Habil sambil menutup komiknya dan melepas
headset.
“Mau liat kamu aja,memangnya gak boleh?” tanya Grace
“Boleh kok,tapi jangan disini gak enak sama yang lain” jawab Habil
“Biarin,biar semua tau kalo kamu itu pacarnya aku”
“Terus kalo semua udah pada tau,kamu gak akan kesini lagi kan?”
“Tergantung,kantin yuk” ajak Grace sambil menarik tangan Habil
“Gak aku benci dikantin” seru Habil sambil berusaha melepaskan genggaman
Grace.
“Ih memangnya kenapa bil?”
“Kan kamu tau kalo aku ini benci sama yang namanya keramaian,lagian aku
gak laper kok”
“Yah kok kamu gitu sih sama aku,ayo dong bil”
“Enggak udah deh jangan paksa aku,aku lagi mau sendirian,lagian kamu
punya temen kan yang bisa anterin kamu kemana pun yang kamu mau”
“Lho kamu kok jadi jahat begini bil sama aku?”
“Tanya aja sama Bella” jawab Habil dengan wajah yang judes.
“Bella? Ngapain aku harus nanya sama dia?”
“Karena aku lagi males ngejawab semua pertanyaan kamu,mendingan kamu
pergi deh Grace daripada aku yang nyeret kamu keluar”
Grace pun berlalu dari hadapannya.Habil dan Grace berpacaran sudah
hampir 1 tahun dan kemarin Habil melihat Grace sedang jalan bersama Robby,teman
satu kelasnya Grace.Habil pun menanyakan perihal tentang kedekatan Grace dengan
Robby ke Bella,yaitu teman dekatnya Grace dan Robby,ternyata Grace menjalin
hubungan dengan Robby tanpa sepengetahuan Habil,makanya Habil benci sekali
dengan Grace bahkan ia berniat untuk memutuskan hubungannya dengan Grace tetapi
ia membutuhkan waktu yang tepat untuk melakukan semua itu.Habil mengenal Grace
dari kakaknya Habil yang bernama Utari.Grace teman dekatnya Utari tapi entah
kenapa Grace dan Utari sudah tidak bersama lagi,mungkin karena mereka sudah
tidak sekelas.
Ternyata Habil memiliki phobia dengan keramaian karena sewaktu kelas 4
SD ia pernah hilang ketika mamanya mengajaknya pergi ke tempat pembelanjaan
yang sangat ramai.Berjam-jam berlalu dan waktunya pulang pun tiba.Ajeng yaitu
ketua kelas 10-2 mengumumkan bahwa tugas yang diberikan oleh Bu Indah harus
dikumpulkan hari jumat.
Ketika Ajeng mengumumkan tentang tugas Bu Indah,Sanggia langsung
menengok kearah Habil yang masih saja sibuk dengan buku komiknya tanpa
menghiraukan pengumuman tersebut tanpa menanyakan bagaimana dengan tugasnya dan
tanpa basabasi ke Sanggia.Dan akhirnya Sanggia pun bergegas menuju ke bangku
Habil berharap Habil merespon baik kedatangannya ini.Sesampainya ia dibangku
Habil,Sanggia hanya berdiri dan memperhatikan sosok cowok yang sedang asik
membaca dan tidak sadar jika ada seseorang yang menghampirinya.
“Habil...tugas Bu...” belum selesai Sanggia berbicara tiba-tiba Habil
memotong pembicaraannya.
“Iya,gue tau kok,kerjainnya dirumah lo aja ya sekarang” ujar Habil
sambil membereskan bukunya yang berserakan diatas meja dan menutup komiknya
lalu memasukkannya kedalam tas.
“Dirumah gue? Sekarang”
“Iya,yuk nanti keburu sore” ujar Habil sambil jalan dan berlalu dari hadapan
Sanggia yang masih berdiri.”Sutt ngapain diam disitu? Ayok kita kerumah lo”
seru Habil.
Sanggia berharap abangnya tidak menjemputnya karena jika Fachri
mengetahui ada cowok yang ingin kerumah apalagi belajar bareng pasti Fachri
menyangka kalau cowok itu adalah pacarnya Sanggia.Dan dewi fortuna sedang
berada dipihak Sanggia,Fachri tidak menjemput Sanggia karena ada keperluan
dikampusnya.Diperjalanan menuju rumah Sanggia,mereka berdua –Sanggia dan Habil
hanya bisa terdiam tanpa kata,Habil yang berjalan dengan santainya sambil
mendengarkan musik menggunakan headset yang tertempel dikupingnya dan Sanggia
yang ngos-ngosan karena ia tertinggal jauh dengan Habil.
“Heh...tungguin dong,emang lo tau jalan ke rumah gue?” teriak Sanggia
dengan nafas yang tersendat-sendat.
Habil pun berhenti dan membalikkan badannya yang tinggi itu.”Cepet
sedikit dong”.
Sanggia pun lari kearah Habil dan mereka berdua melanjutkan perjalanan
yang paling melelahkan untuk Sanggia.
Dibelakang pohon tua yang besar terdapat 3 orang perempuan yang
memperhatikan gerak-gerik 2 orang, yang satu cowok yang dengan santainya
berjalan dan yang satu lagi seorang perempuan yang kelihatannya kecapean.Dengan
tatapannya yang tajam dan mengomel dalam hatinya,menyiapkan taktik yang akan ia
lakukan ke 2 orang itu terutama perempuan yang jalan disamping cowok itu.3
perempuan itu mengambil ancang-ancang jika 2 orang yang mereka ikuti mengetahui
jika mereka sedang menguntitnya.
Sesampainya dirumah Sanggia,tidak ada mobil yang terparkir dihalaman
rumahnya dan itu artinya Fachri belum pulang.Sanggia mempersilahkan Habil masuk
dan mengambil segelas minuman dan beberapa makanan kecil untuk Habil.Menyiapkan
beberapa keperluan untuk menyelesaikan tugas IPA yang dua hari lagi harus dikumpulkan.Jika
sedang mengerjakan tugas seperti ini Habil kelihatan sangat cekatan,pipinya
yang memerah dan mulutnya yang mengunyah biskuit dan
ada lesung pipit sewaktu ia mengunyah biskuit.
“Boleh minta air gak? Seret banget ini?” tanya Habil sambil menunjukkan
gelasnya yang sudah kosong.
“Boleh kok,ambil aja dikulkas” ujar Sanggia tanpa mengalihkan
perhatiannya dari buku yang tebalnya minta ampun.
“Sip” seru Habil dan langsung menghilang dari hadapan Sanggia.
to be continue.......