hallooooo, sebenarnya gue pengennn banget nulis Novel tapi persyaratannya itu lho yang buat bulu kuduk merinding *lebai. Ini adalah beberapa cerita yang gue buat,ya Alhamdulillah kalo ini novel bisa terbit kalo engga juga gpp,bisa berbagi di blog dan ada yang baca itu senengnya gak tertandingi deh. Ok cek this out guys.
Prolog
“they don’t know
about the things we do”
-One Direction
McDonald’s sarina
Free wifi adalah tujuan pertama untuk datang ke McDonald’s dengan
ditemani oleh segelas colla float dan notebook.Hari ini adalah hari minggu dan
merupakan jadwal untuk bertemu dengan Elsa.Elsa menunggu Luna didepan sarina
dan ketika mereka berdua bertemu dan langsung menuju ke McDonald’s.
“Lun kok lo kaya gelisa gitu sih?”serunya sambil mnegeluarkan notebook
dari dalam tasnya.”Ada apa sih? Cerita dong?”
Luna hanya diam sambil meyedot segelas colla float yang ia pesan.”Enggak
kok sa,cuma pusing gara-gara tugas numpuk”.
“Kalo tugas numpuk itu jangan dipikirin tapi dikerjain lun”.
“By the way,gue mau buat novel deh sa,tapi lagi banyak tugas,besok gue
dipanggil ke ruang kepsek gara-gara point gue yang terlalu banyak”.
Terdiam sejenak karena kaget ketika mendengar apa yang Luna sampaikan
kepadanya.”Hah? point lo banyak lun? Kok lo jadi bandel gini sih?”kembali
memainkan notebooknya.
“Gak tau,tapi gue heran kenapa gue gak di DO aja ya sa?”.
“Seharusnya lo bersyukur karena gak di DO?”.
“Iya gue bersyukur tapi aneh aja sa”.
“Yaudah jangan dipikirin,mendingan kita ngomongin someone”.
Menghela nafas dalam-dalam.”Someone someone someone,selalu someone,gak
ada yang special dari dia sa,gue udah males ngomonginnya”.
“Yaudah deh,eh katanya lo mau
buat novel,novel apa?”.
“Gak tau,nanti aja kalo tugas udah kelar baru deh gue buat novel”.
Elsa dan Luna adalah sahabat yang tak pernah lekang oleh waktu,bisa
disebut begitu sih soalnya mereka berdua hampir setiap hari
smsan,facebookan,twitteran,skypean,bbman dan jadwal ketemuan pada hari minggu
selalu ditepati.Elsa dan Luna dulu satu sekolah sewaktu SMP dan sekarang mereka
berpisah karena sekolah mereka berbeda tetapi tidak menghalanginya untuk
ketemuan dan memberi kabar masing-masing.
Malam pun tiba,waktunya pulang waktunya berjumpa dan menjalani hari-hari
yang akan datang selanjutnya.
Elsa,Imel,Riri,Nanda adalah sahabat Luna sampai sekarang,tetapi mereka sudah
saling berpisah,hanya Imel yang tidak ada kabar.
Membereskan pakaian yang berceceran ditempat tidur sambil menelpon
Luna.”Lun,lo udah sampai dirumah?”
“Udah,lo?”.
“Udah,oh iya kayaknya minggu besok gue gak bisa ketemuan deh lun”.
“Emang kenapa?”.
“Gue ada rapat osis lun,maaf ya”.
“Iya gak apa-apa kok,asik deh yang jadi osis kayaknya calon-calon punya
fans adik kelas nih”.Menenggak segelas air putih dan membanting dirinya
ditempat tidur.
Tiba-tiba pipi Elsa memerah untungnya Luna tidak melihat jika pipi Elsa
memerah.”Ah lo bisa aja lun,udah ah gue mau mandi dulu lun”.
“Idih udah malem juga,nanti kalo asem urat gimana?”.
“Yaudah lun tinggal dimanisin uratnya”.Tertawa dan langsung mengambil
handuk yang tergantung dipintu kamar dan menuju ke kamar mandi.
“Yaudah deh,good luck ya sama rapat osisnya”.
“Ok makasih yooo”.Mematikan telepon Luna dan langsung bergegas mandi.
Seperti biasa,Luna bangun jam 05.00 dan pergi ke sekolah jam
05.45.Sesampainya disekolah,Luna selalu kebagian tugas memanggil mas Udin,mas
Udin adalah petugas kebersihan disekolah Luna,mas Udin juga yang selalu
menyalakan dan mematikan AC disetiap kelas.
Meletakkan tasnya dibangku dan langsung menuju ke belakang sekolah
dengan muka yang cemberut.”Mas Udiiiiiinnnn,bisa kali AC dinyalain”teriaknya
sambil memasuki rumah kecil.
“Iya neng,bentar ya,saya lagi sarapan dulu”.
“Yah,lama dong,yaudah saya aja deh yang nyalain Acnya mas,mana remot
Acnya?”duduk disebelah mas Udin.
Mengunyah nasi uduk.”Yah jangan neng nanti saya diomelin sama pak Umar”.
“Biarin aja,kan yang diomelin mas Udin bukan saya”.
“Yaudah deh neng,neng keatas aja bentar lagi saya keatas neng”.
Berdiri dari tempat duduk dan keluar dari rumah kecil itu lalu menuju ke
kelasnya.Ketika memasuki kelasnya tiba-tiba saja Luna melihat sesosok pria yang
ia idam-idamkan yaitu Adly Maulana yang biasa dipanggil lana.Semenjak bertemu
Lana dada Luna seperti ada medan magnetnya yang membuat Luna selalu ingin
mendekatinya dan menyapanya tetapi Luna bukan tipe cewek yang sok akrab
meskipun banyak orang yang menilai Luna itu selalu akrab dengan semua orang
tetapi Luna tidak merasakannya,ia hanya ingin beradaptasi dilingkungan ia
berada.
Menulis jurnal sambil duduk dikursi guru.”Sekarang tanggal berapa
lun?”tanya Lana.
Tubuh Luna tiba-tiba saja berubah suhu yang tadinya panas karena AC
belum dinyalain tiba-tiba saja menjadi dingin seperti dikulkas yang suhunya 00
celcius.”Tanggal 4 Lan”jawab Luna.Luna tidak menyangka jika Lana
menegurnya karena biarpun sekelas mereka tidak pernah tegur sapa dan ini adalah
pertama kalinya Luna bicara dengannya.
Tiba-tiba saja suara seseorang yang Luna tunggu sedari tadi muncul.”Tuh
neng,udah saya nyalain ya Acnya jangan bawel lagi”.
“Iya mas Udin ganteng”.
“Makasih neng,saya juga tau kalo saya ganteng gak usah dibesar-besarkan
neng tentang kegantengan saya”serunya sambil tersenyum.
“Terserah lo deh mas,gue pusing”mengeluarkan buku dari tasnya dan
berusah berkonsentrasi dengan buku yang ia baca.
Menghampiri Luna yang duduk dibarisan ke-4 dari depan.”Memangnya ada
ulangan?”duduk didepan Luna.
Tiba-tiba saja konsentrasinya buyar karena kadatangan Lana.”Eng...enggak
ada kok,ini gue cuma mau baca aja”.
“Oh,kirain gue ada ulangan”.
Aduh Elsa lo dimana sih? Ada something
special nih,Lana negor gue dan dia duduk didepan gue sa,sumpah ini hari
bersejarah banget buat gue,eh tapi gue gak mau berlebihan menanggapi ini
semua,gue harus biasa aja dan menjadi diri gue sendiri yang selalu bersikap
tenang.
Pelajaran pertama dimulai,gurunya absen karena hamil,jika tidak ada guru
dikelas susana kelas seperti dipasar,apalagi satu kelas dengan geng muka dua
itu julukan Luna untuk gengnya Rena.Bukannya suuzan dengan gengnya Rena tetapi
memang mereka itu bermuka dua kalo didepan baik dan dibelakang malah ngomongin
orang.
“Luna syafira kelas sebelas akuntansi satu mohon menuju ruang kepala
sekolah,mohon panggilan untuk Luna syafira kelas sebelas akuntansi satu mohon
kedatangannya ke ruang kepala sekolah,terimakasih”tiba-tiba pengumuman dengan
menggunakan speaker dan yang lebih parah penguman itu dengar oleh seluruh siswa
dari kelas sepuluh sampai kelas dua belas.
Gila nih petugas TU gak sekalian aja buat
surat edaran tentang gue,ah gila bikin malu aja!.Merapikan buku
yang tadi dibacanya lalu langsung menuju ke ruang kepala sekolah,mengetuk pintu
kepala sekolah.”Misi pak”membuka pintu kepala sekolah.
“Oh iya,Luna syafira sebelas akuntansi satu?”.
“Iya pak saya Luna”.
“Ok,silakan duduk”.
Duduk dengan perasaan yang biasa saja,karena Luna tahu pasti kepala
sekolah memanggil Luna karena point Luna yang banyak.”Makasih pak”.
“Luna saya sangat bangga sekali dengan nilai ulangan mu yang
bagus-bagus,tetapi kenapa kamu tidak bisa mematuhi peraturan disekolah
ini,kamukan sudah hampir dua tahun disekolah ini luna?”.
“Maaf pak,saya menyesal saya tidak akan melanggar peraturan lagi”.
“Ok,tapi satu hal yang ingin bapak sampaikan ke kamu”.
“Apa pak?”.
“Sepatu kamu berwarna putih dan kamu tahukan kalo peraturan disekolah
ini tidak boleh memakai sepatu berwarna dan hanya hari jumat yang boleh memkai
sepatu bebas”.
“Oh iya pak maaf”.
Kejadian itu tidak akan dilupakan Luna karena ini pertama kalinya ia
dipanggil ke ruang kepala sekolah dan Luna adalah siswa pertama yang dipanggil
ke ruang kepala sekolah.
Perjalanan pulang dikopaja
Dua kejadian dalam unsur yang berbeda,yang pertama unsur cinta dan yang
kedua unsur kebencian.tapi benar-benar hari yang gak akan dilupakan oleh Luna.
Sesampainya dirumah
Mengambil handphonenya yang berada diatas meja dan mengetik beberapa
kata.”sa skypean yuk”.
“Ayuk nih gue lagi on”balas Elsa.
Mengambil notebook dan modem setelah itu Luna dan Elsa mengobrol lewat
skype.”Sa,sumpah ini hari bersejarah buat gue”.
Tertawa karena melihat reaksi Luna yang agak lebai.”Bersejarah gimana?
Inikan bukan 17 agustus lun”.
“Ih dodol,hari ini Lana negor gue sa dan tadi gue beneran dipanggil ke
ruang kepsek”.
“Asik dong,gimana negornya? Yaudahlah sabarin aja”.
“Ya gitu doang sih sa,tapi tiba-tiba aja dia duduk didepan gue sa”.
“Terus-terus dia nembak lo gak?”.
“Ya enggak lah kan itu butuh proses sa”.
“Eh jadi flashback deh sama kisah lo dan Nicolas”.
“Suttttt itu udah berlalu kali sa”.
Tertawa.”Berlalu,mungkin aja masih ada secuil perasaan sama si Nicolas”.
“Sok tahu anda”.
“Eh udah dulu ya Lun,nyokap gue udah pulang nih bye sayang”.
Ketakutan gue selama ini bener-bener
terjadi,gue kenapa jadi mikirin Nicolas lagi sih,udah tau Nicolas jarang banget
sms gue meskipun sering banget ngobrol lewat twitter,aduh Luna lupain Nicolas dia itu masa lalu lo bukan lagi masa lo yang
sekarang dan sekarang lo harus lupain dia titik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar